LABUHA - Untuk
menunjang produksi di sebuah perusahaan, sumber daya manusia yang ada hendaknya
memiliki bekal yang mumpuni. Hal tersebut sebagai dasar bagi perusahaan untuk
mencapai proses produksi serta menjamin keamanan dan keselamatan tenaga
kerjanya.
Karena
itu, HARITA Nickel melalui PT Megah Surya Pertiwi mengirimkan 242 putra terbaik
untuk menimba ilmu di bidang industri smelter Feronikel ke Tiongkok. Program
ini sebagai bagian dari transfer teknologi yang dilakukan perusahaan untuk para
karyawan.
“ Transfer
teknologi ini merupakan komitmen perusahaan untuk para karyawan. Kenapa ke
Negeri Tiongkok? Karena teknologi yang kami gunakan untuk produksi ini berasal
dari Tiongkok,” ujar Chief Deputy Head Exrel dan CSR HARITA Nickel, Alexander
Lieman saat dihubungi, pada Senin (3/9) kemarin.
Khusus
untuk Provinsi Maluku Utara, total pegawai yang belajar ke Negeri Tiongkok ada
sekitar 177 orang, terdiri dari 4 orang dari Desa Kawasi, 27 orang dari Laiwui,
3 orang dari Wayaloar, 41 orang dari
Labuha, dan 102 orang dari Ternate.
Kemudian dari luar Provinsi Maluku Utara yaitu 11 orang dari Ambon, 21 orang
dari Surabaya, 1 orang dari Malang, dan 32 orang dari Jakarta.
Kamarullah,
salah satu anak muda yang menerima pendidikan ke Tiongkok mengaku tidak pernah
menyangka bahwa dirinya dapat menempuh pendidikan hingga ke negeri
Tiongkok. Warga asli Desa Kawasi ini
mengatakan, saat itu hanya empat orang yang berhasil mendapat kesempatan
belajar ke Tiongkok. “ Saya tiga bulan belajar di Tiongkok. Di sana saya belajar bagaimana cara
mengoperasikan teknologi yang digunakan perusahaan,” kata Kamarullah.
Abdullah, juga menyatakan hal yang sama. Ia merasakan ada perubahan setelah mendapat
pendidikan di Tiongkok. “ Pengalaman yang paling berharga saat saya belajar di
Tiongkok itu mengenai disiplin, banyak juga pelajaran yang kita ambil untuk
dibawa ke Indonesia dan kita terapkan dan ajarkan ke teman-teman,” kata
Abdullah.
Ia
sendiri sekarang menjabat sebagai ketua kelompok untuk bagian percetakan
nikel. “ Harapan saya pasti ingin balik
lagi kalau ada kesempatan untuk memaksimalkan kemampuan saya,” kata Abdullah.
Sementara
itu, Alex menambahkan, perusahaan semaksimal mungkin memberikan yang terbaik
untuk masyarakat di sekitar, khususnya masalah pendidikan. Karena bagi
perusahaan, pendidikan merupakan hal yang penting untuk mencetak generasi
penerus bangsa yang terbaik. “ Dari program pendidikan ini kami berharap
anak-anak di Desa Kawasi khususnya dan anak-anak di Indonesia umumnya dapat
menjadi generasi yang cerdas. Karena merekalah yang nantinya akan menjadi
penerus bangsa. Oleh karena itu, program pendidikan ini merupakan program yang
kami utamakan,” kata Alex. (snr)