TPID Malut Siapkan Langkah Tekan Angka Inflasi

Sebarkan:
TPID Malut saat menggelar konferensi pers 

TERNATE, PotretMalut – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Maluku Utara (Malut) menggelar Konferensi Pers terkait angka inflasi di Malut pada Jum’at, (10/03/2023) bertempat di Balai Pengembangan Produk Olahan Kelautan Perikanan (BP2OKP) Malut.

Tim yang berkesempatan hadir dalam konferensi tersebut diantaranya : Asisten II Gubernur Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, Karo Perekonomian, Kadis DKP, Kadis Pertanian, Kadis Pangan, juga Kepala BI Perwakilan Malut.

Pada konferensi tersebut, TPID akan berupaya menekan inflasi dengan upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan dengan terlibatan semua pihak.

Langkah cegah inflasi telah dijalankan oleh DKP Malut melalui gebyar produk perikanan dan pasar ikan murah yang sementara sedang berlangsung di Kota Ternate pada 10/03 dan akan terus berlanjut secara bertahap dibeberapa daerah yang menjadi sasaran dari DKP Malut.

Kepala DKP Malut Abdullah Assagaf dalam konferensi mengatakan, DKP Malut akan berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI) pada program tukar uang akan dirangkainkan dengan gebyar bazar ikan untuk beberapa wilayah di Malut.

“Kita akan gelar kegiatan seperti ini di Bacan (Panamboang), Tobelo, Morotai (Tilei) dan Ternate (Dufa-dufa), " ungkap Abdullah

Selain itu, kata Abdullah, pihak DKP akan berupaya menggunakan sistem satu pintu dalam mendistribusikan ikan diseluruh sentra Tempat Pemasaran Ikan (TPI) agar harga dapat dikendalikan.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Malut R. Eko A. Irianto menyampaikan, Malut berada pada urutan kedua inflasi tertinggi di Indonesia, dengan angka inflasi pada Februari 2023 dengan penyebab utama adalah pada aspek perikanan.

Pihaknya berharap seluruh distributor pedagang ikan besar dapat mendukung upaya TPID dalam menekan inflasi dengan cara menjaga stabilitas harga ikan.

“Kami berharap para distributor pedagang ikan besar di pasar-pasar bisa mensuport kegiatan TPID demi menjaga stabilitas harga ikan untuk kemaslahatan dan daya beli masyarakat”ungkapnya

Eko menambahkan, kedepannya TPID akan menggelar kegiatan gelar pangan murah, operasi pasar, pemantauan pasar, demi menjaga stabilitas harga di Malut.

Sementara Asisten II Gubernur Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Sri Haryanti Hatary mengatakan, akan ada beberapa langkah strategi yang akan dilakukan untuk mengendalikan inflasi di Malut.

Program TPID ini merupakan bagian dari program pemerintah provinsi (Pemprov), sehingga akan diikuti oleh seluruh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) akan terlibat untuk menurunkan inflasi dengan cara-cara tekhnis masing-masing OPD.

Sri menambahkan, untuk sementara TPID fokus pada ikan dan beras setelahnya, akan melakukan koordinasi dengan distributor dan berupaya menurunkan harga dengan cara menemukan kemalahan dan mengintervensi harga di pasaran.

“Kita coba berkoordinasi, dan mencari letak kemalahan setelahnya akan melakukan intervensi sehingga bisa menurunkan harga”ungkapnya

hal yang sama juga disampaikan Kepala Biro Perekonomian Malut Marwan Paluseri, Malut saat ini kebutuhan Beras, tomat, dll (plotail food) masih bergantung pada daerah lain dengan presentse diatas 50%. 

Marwan bilang, ada tiga faktor utama penyebab inflasi untuk wilayah Malut yang pertama adalah segi perikanan, yang kedua plotail food, dan harga barang atau jasa yang beredar berdasakan aturan pemerintah (administered prize).

“TPID akan berupaya untuk menekan dua penyebab inflasi yaitu ikan dan Plotail food, untuk administrasi prise tidak dapat diintervensi oleh TPID, " jelasnya. 

Kadis Pertanian Malut Mukhtar Husen juga mengatakan, dari sisi ketersediaan produksi, dinas pertaniaan telah mampu memanfaatkan sentral produksi terutama untuk tanaman hortikultura.

Di wilayah Malut ketersediaan pangan segi hortikultra beberapa daerah telah mampu memenuhi kebutuhannya sendiri yang terkendala adalah kota Ternate karena ketidaktersediaan lahan.

“Kita punya data bahwa untuk kebutuhan pangan hortikultura sudah kita kendalikan, untuk Ternate memang minimnya lahan untuk sentra produksi, " pungkasnya 

Kadis Pangan Malut Muhamad Deni Tjan mengatakan, ketersediaan pangan untuk menjelang Ramadhan sampai tiga bulan kedepan.

"Untuk kebutuhan beras saat ini ketersediaannya kurang lebih 500 ton dan ketahanan pangannya bisa sampai tiga bulan kedepan, untuk kebutuhan lain misalnya holtikultura untuk wilayah diluar Ternate sebagian besar telah disediakan daerahnya sendiri.

Untuk masalah harga lanjut Deni, terjadi fluktuasi, namun dinas pangan akan tetap menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan.

“Menjelang Ramadhan ini kita akan menggelar pangan murah untuk menjaga stabilisasi maupun pasokan harga pangan dan menjadi pengingat kepada distributor bahwa pemerintah hadir untuk mejaga stabilisasi harga, dan pemerintah akan tetap memantau dan mengintervensi harga, " tandasnya. (mail)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini