Komisi III DPRD Malut Sebut Proyek Multiyears Tak Akan Tuntas Tahun Ini

Sebarkan:
Anggota Komisi III DPRD Malut : Diane Sumendap (Arsip Sekretariat DPRD Malut)

SOFIFI, Potret - Komisi III DPRD Provinsi Maluku Utara (Malut) menilai sejumlah paket pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan dengan anggaran multiyers milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tak akan selesai pada akhir tahun 2023.

Hal tersebut disampaikan anggota Komisi III DPRD Malut Diane Sumendap kepada wartawan usai Rapat Dengar Pendapat  bersama Dinas PUPR Malut dan Konsultan Pengawas pada Jum'at malam, (18/8/2023) di Hotel Gaia, Ternate.

Diane mengatakan, laporan presentasi capaian beberapa pekerjaan dari 21 paket di 9 Kabupaten/Kota ada yang masih di bawah 50 persen dengan sisa waktu pengerjaan tinggal empat bulan.

Selain itu, Diane  mengatakan ada Konsultan Pengawas yang tak paham persoalan yang terjadi pada item-item pekerjaan ruas jalan yang diawasinya.

"Untuk paket pekerjaan ruas jalan dan jembatan Kawalo-Waikoka yang hadir dalam Rapat Dengar Pendapat adalah staf teknik, tapi dia (staf teknik) tidak memahami persoalan dan tidak paham tentang pengawasan. Penjelasannya tentang progres dan item-item pekerjaan jalan tersebut rancu,"terang politisi PDI-Perjuangan itu.

Sementara, ruas Galela-Kedi, meski progres yang dilaporkan sudah mencapai 37 persen, Diane masih ragu karena pihaknya belum melakukan verifikasi aktual di lapangan.

"Capaian 37 persen pekerjaan di Galela-Kedi ini kita hanya menerima laporan progres dari mereka,"ungkapnya.

Untuk jalan dan jembatan ruas Ngidiho-Lapi per hari ini sudah ada 59 persen. Kata Diane, progres pembangunannya lumayan baik, karena progres keuangan pembangunannya juga masih di kisaran 15 persen.  

Dia mengatakan, ada beberapa proyek yang masuk kategori kontak kritis, pihaknya akan melakukan pertemuan secara khusus dan memberikan support kepada pemegang tender agar mereka bisa mencapai target.

Meski begitu, menurutnya, optimis atau tidaknya pekerjaan proyek tuntas pada akhir tahun 2023 tergantung progres pembangunan. Jika progresnya saat ini masih di bawah 50 persen, kemungkinan tidak akan selesai dengan waktu pengerjaan hanya empat bulan.

"Jadi begini, saya melihat untuk progres yang di atas 50 persen optimis bisa (selesai), ada beberapa yang progresnya di bawah 50 persen karena pekerjaannya mengandung jembatan belly, ada beberapa yang belly sudah dipesan atau bahkan sudah sampai, itu yang belum kita masukkan. Begitu masuk dipastikan progres nya naik,"jelasnya. 

Legislator perempuan Dapil Halut-Morotai ini juga mengatakan, sekitar 5 perusahaan yang progresnya masih di bawah.

"Sekitar 5 perusahaan progresnya masih di bawah, yaitu pekerjaan di Pulau Obi ruas Laiwui-Jikotamo-Anggai, kemudian ruas Payahe-Dohepodo, dan khusus untuk jalan dan jembatan ruas  Wayatim-Wayaua masih 15 persen," ungkapnya.

Diane juga mengaku, ada pengerjaan paket lain yang masih di bawah 50 persen dapat diselesaikan karena jenis pekerjaannya mudah seperti pembukaan badan jalan, timbunan pilihan dapat selesai jika diseriusi.

"Contoh ruas jalan Maba-Sagea terhalang karena Amdal, tapi dengan tersedianya alat-alat di lokasi saya optimis boleh, yang penting Amdalnya selesai dalam bulan ini,"pungkasnya.(mail/red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini