Ketua TP PKK Ternate Hadirkan Duta Baca Indonesia Dalam Bacarita Literasi di Kota Rempah

Sebarkan:

Duta Baca Indonesia, Bunda Literasi, Disarpus Ternate Bersama Peserta Usai Bacarita Literasi (doc. Potret)

TERNATE, PotretMalut - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) sekaligus Bunda Literasi Kota Ternate Marliza M. Tauhid, menggelar Bacarita Literasi di Kota Rempah di Taman Nukila, Rabu (11/10/2023).

Dalam sambutannya, Marliza M. Tauhid menyebutkan, suatu kebanggaan dalam acara dengan tema "Dodoto Sebiasa, Sebiasa Poha Biasa Ua", menghadirkan Duta Baca Indonesia, Gol A. Gong sebagai pembicara.

"Keberuntungan bagi kita di Ternate, beliau hadir untuk menyapa siswa-siswi SMP yang terpilih untuk kegiatan hari ini,"ungkapnya.

Istri Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman yang juga Ketua TP PKK Kota Ternate itu memperkenalkan Bunda Literasi Kecamatan yang telah dikukuhkan.

"Harapan kami harus ada program berkelanjutan, agar ada forum taman bacaan masyarakat di setiap kelurahan, sehingga literasi menjadi gerakan bersama,"harapnya.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Ketua TP PKK sekaligus Bunda Literasi Kota Ternate ini menghadirkan keterwakilan peserta dari 5 SMP Negeri dan 5 SMP Swasta di Ternate.

Duta Baca Indonesia, Gol A. Gong (Heri Hendrayana Harris) memberikan tips serta berbagi pengalaman dengan peserta tentang manfaat membaca.

Terlihat, peserta sangat antusias karena merasa beharga bisa berjumpa dan menyampaikan langsung hasil bacaan dan tulisan mereka di hadapan sastrawan yang menulis dengan nama pena Gol A. Gong itu.

Pria yang telah menulis 126 novel itu menjelaskan, menjadi duta baca, menulis ratusan karya, serta kemampuan anak-anaknya menguasai lebih dari satu bahasa adalah hadiah dari membaca.

"Karena membaca, satu anak saya dapat beasiswa ke Tiongkok. Satunya di Abu Dhabi, satu ke Jogja, satu di Bandung. Teruslah membaca, mungkin 10 atau 20 tahun ke depan, Anda akan menjadi apa yang Anda inginkan,"ungkapnya kepada peserta.

Ia berpesan, terutama kepada pemerintah, jangan membuat minder generasi dengan menyebut minat literasi Indonesia, juga daerah, rendah.

"UNESCO saja masih menimbang-nimbang bahwa itu tidak benar, jangan berpegang dengan data lembaga lain. Berpegang saja pada data Perpustakaan,"pesannya. (Mail/red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini