Target Pemilih Cerdas, IP2F Gelar Dialog

Sebarkan:

Orang kampung bacarita politik

TERNATE, PotretMalut - Ikatan Pemuda dan Pelajar Fitu (IP2F) Kota Ternate, Maluku Utara menggelar dialog publik pada Kamis, (18/01/2023).

Dialog bertajuk “Orang Kampung Bacarita Politik, Jejak Pemikiran Legislator” yang dipusatkan di Kelurahan Fitu Ternate Selatan itu, menghadirkan enam narasumber.

Semua narasumber adalah Caleg DPRD Dapil 2 Ternate Selatan-Moti. Yahya Alhadad Partai Perindo, Erna Rasid Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Mulyono Dahlan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Fauji Muhammad Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ade Rahman Lamadihami Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan Rudi Subuh Partai Nasdem.

Koordinator LP2F, Anyong Urip mengatakan, digelarnya dialog agar masyarakat mengetahui gagasan Caleg wakil kepentingan masyarakat dalam mendorong agenda perubahan.

"Kita tahu masalah paling krusial di Kelurahan Fitu adalah lahan kuburan, petani kangkung kehilangan tanah, dan pengelolaan sampah yang berdampak pada kesehatan dan merusak ekosistem laut," ungkapnya.

Anyong menyebutkan, pentingnya dialog agar masyarakat mengetahui kemampuan Caleg dan tidak salah memilih.

"Kemampuan Caleg tidak hanya diukur dari ucapan, tetapi rasa peduli dan tindakan nyata dari rekam jejaknya," sebut Anyong. 

Sementara, Yahya Alhadad dalam saat dialog mengatakan, masalah utama Kota Ternate adalah sumber daya manusia.

Ia menjelaskan, masalah tanah di Kota Ternate berkaitan dengan penataan ruang yang tidak efektif, tidak ada kajian pada aspek sosial budaya.

"Pengusaha ingin meningkatkan bisnis bekerja sama dengan pemerintah untuk memperoleh status legal tanah. Padahal tanah tersebut adalah warisan leluhur yang diakui hukum adat," jelasnya 

Selain itu, tambah Yahya, pengelolaan sampah secara efektif bukan soal memperbanyak armada pengangkut sampah di tingkat kelurahan, melainkan harus melibatkan semua pihak.

"Harus ada pemilahan sampah sehingga dapat didaur dan dikelola menjadi sumber pendapatan sampingan," sebutnya.

Yahya menambahkan, harus ada kurikulum kesehatan lingkungan di tingkat SD. Untuk sektor pendidikan informal perlu kerjasama semua pihak. 

"Pihak kelurahan dan organisasi pemuda dapat memanfaatkan mahasiswa untuk mengajarkan pendidikan ramah lingkungan di kelurahan," jelas pria yang akrab disapa Yayo ini. 

Sebagai Caleg, sebut Yayo, harus memahami sumber masalah yang dihadapi masyarakat. Juga harus melakukan pendidikan politik agar melahirkan pemilih cerdas.

"Pemilih bukan barang yang bisa dirupiahkan. Pentingnya bagi politisi untuk meningkatkan kesadaran, perubahan sikap, dan perilaku masyarakat," pungkasnya. (red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini