![]() |
Plt Kepala DKP Maluku Utara, Fauji Momole |
Pembangunan kampong nelayan ini, ditaksir nilainya mencapai Rp 132 miliar.
Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku Utara, Fauji Momole mengatakan, dari enam kampong nelayan tersebut, lima diantaranya berbasis perikanan tangkap, sementara satu lainnya fokus pada perikanan budidaya.
Ia menyebutkan, pembangunan kampung nelayan yang tersebar di enam Kabupaten Kota itu di antaranya Desa Bajo Kabupaten Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, Desa Wasilei Halmahera Timur, Desa Loleo Halmahera Tengah, Halmahera Utara, dan Halmahera Barat.
"Lima titik kampung nelayan berbasis pada kegiatan perikanan tangkap, sementara satu titik di Halmahera Barat difokuskan pada kegiatan perikanan budidaya, " ungkap Fauji, Kamis (10/07/2025).
Fauji menjelaskan, tidak semua kabupaten dan kota bisa langsung diakomodir dalam program ini, karena keterbatasan alokasi anggaran nasional. Ia memastikan bahwa daerah yang belum masuk dalam program tahun ini akan dimaksimalkan pada tahun anggaran berikutnya.
Fauji berharap setelah program ini dijalankan, pengelolaan sektor perikanan di Maluku Utara jauh lebih baik, khususnya dalam hal penanganan hasil tangkapan yang selama ini menjadi masalah klasik nelayan.
"Harapannya setelah program ini dilaksanakan, pengelolaan perikanan kita jauh lebih baik," pungkasnya. (Tim/red)