![]() |
Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto |
Aksi tersebut sebagai bentuk perlawanan demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Para demonstran meminta Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto agar segera memecat Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengesahkan Rencana Undang-Undang Perampasan Aset, dan bebaskan 11 masyarakat adat Maba Sangaji.
Mahasiswa juga berinisiatif menduduki kantor DPRD Kota Ternate, namun gagal lantaran berhasil dipukul mundur oleh pihak kepolisian. Akan tetapi, massa aksi terus mencoba menerobos pertahanan pihak kepolisian sehingga mulai terjadi kericuhan.
Batu mulai beterbangan di mana-mana, beberapa kali gas air ditembakkan, serta mobil water cannon terlihat menyemburkan air ke arah mahasiswa yang terus melakukan pelemparan batu terhadap pihak kepolisian. Alhasil, sejumlah mahasiswa ditangkap dan diamankan.
Pantauan Potretmalut.com di lapangan, sejumlah mahasiswa yang ditangkap oleh pihak kepolisian tersebut sempat mendapat kekerasan, yakni pemukulan dan tendangan.
Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto, saat dikonfirmasi usai ricuh mengatakan, sebanyak 16 demonstran yang diamankan. "Dari 16 orang diamankan, teridentifikasi 2 orang anak sekolah," ungkap AKBP Anita.
AKBP Anita menyatakan, kericuhan itu terjadi 4 kali, yang disebabkan lemparan batu ke arah personil yang melakukan pengamanan.
"Awalnya kita (Polisi) masih skema bertahan. Tapi karena yang terakhir menjelang magrib, massa terus melempari batu tak henti hingga dibubarkan personil. Belasan massa aksi itu sementara masih diamankan," sambung Kapolres mengakhiri.
16 demonstran masih diamankan di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ternate, untuk menjalani pemeriksaan. (Fan/red)