![]() |
| Proyek bendungan di Kawasi |
Kebun dengan luas kurang lebih 5 hektare itu, mengalami abrasi, setelah jalur aliran air tertutup akibat aktivitas penimbunan untuk pembangunan bendungan.
Data yang dihimpun di lapangan mencatat, sekitar 1 hektare lahan milik Hamid Hasan hilang dibawah air sungai akibat dari penutupan jalur air sebelumnya.
Tanaman yang hilang, sedikitnya 80 pohon kelapa berusia produktif, yang tumbang dan terbawa arus air.
Selain itu, 140 pohon kelapa yang baru ditanam pada 2022 juga rusak. Tak hanya pohon kelapa, tanaman lain seperti 11 pohon seho, serta sejumlah pohon jambu turut terdampak.
Pemilik kebun lantas melakukan pemalangan sebagai bentuk protes, akibat keluhan yang berulang kali disampaikan ke perusahaan tidak digubris.
Ahli waris Hamid Hasan, saat ditemui di lokasi pemalangan, mengungkapkan kekecewaan terhadap dampak aktivitas perusahaan tersebut.
"Kami sudah berkali-kali sampaikan ke pihak perusahaan, tapi tidak ada penyelesaian. Lahan kami rusak, ratusan pohon kelapa hilang begitu saja. Ini bukan kerugian kecil," ungkap Hamid, Jumat (21/11/2025).
Ia menegaskan, pemalangan proyek dilakukan karena tidak ada itikad baik dari perusahaan untuk bertanggung jawab.
"Kami bukan mau menghambat pembangunan, tapi hak kami harus dihargai. Selama belum ada penyelesaian, pemalangan ini tetap kami pertahankan," tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Harita Group belum dapat dimintai keterangan resmi terkait tuntutan ahli waris maupun kerusakan lahan perkebunan tersebut. (Ar/red)
