Menderita Penyakit Aneh, Balita di Halsel Makan Hanya Empat Hari Sekali

Sebarkan:
Chayra Ainin Qulaibah Arsit, balita penderita penyakit aneh saat terbaring di tempat tidur ditemani Ibunya, Nurdiyana Hi. Taher (Buwas/PM)

HALSEL - Chayra Ainin Qulaibah Arsit, balita usia 8 bulan menderita penyakit aneh. Anak dari pasangan Arsit Rajula dan Nurdiyan Hi. Tahre ini mengalami benjolan di kepala sejak dilahirkan pada 24 Juni 2020.

Kedua pasangan suami istri asal Desa Taba Jaya Kecamatan Bacan Timur Selatan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) ini hanya pasrah dengan kondisi buah hati mereka. "Benjolan ini berkembang mengikuti pertumbuhan tubuh Chayra. Semakin hari semakin besar," kata Nurdiyana ketik disembangi di kediaman mereka di Desa Taba Jaya, Selasa 2/3/2021.

Nurdiayan mengatakan, sejak dilahirkan pada pertengahan tahun 2020 sudah ada benjolan di kepala Chayra. Empat hari setelah melahirkan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Taba Jaya, pihak keluarga di bantu Ikatan Keluarga Besar (IKB) Waigitang mengantarkan Chayra ke RSUD Labuha untuk menjalani perawatan. Namun, dari pihak RSUD Labuha hanya melakukan rotgen (CT Scen) dibagian benjolan di kepala.

"Dokter bilang tidak ada penyakit lain. Hanya ada benjolan di kepala, kalau mau operasi harus dirujuk ke Makassar," tutur Nurdiyana dengan nada sedih. 

Setelah beberapa hari di RSUD Labuha, pihak keluarga memutuskan pulang ke rumah. Di rumah Chayra tidak mendapatkan perawatan. Keseharian Chayra hanya terbaring di tempat tidur. Sejak itu, Chayra hanya bertahan hidup dengan Air Susu Ibu (ASI) hingga memasuki usia 8 bulan. Kondisi Chayra dengan benjolan semakin membesar itu, ikut berpengaruh pada pola makannya. Charya hanya bisa makan satu kali dalam empat hari. Dalam satu hari Chayra hanya bisa makan empat sendok nasi yang sudah dihaluskan. 

"Hari ini Chayra makan, empat hari kemudiaan baru Chayra makan lagi. Satu hari hanya tiga sampai empat sendok. Kalau makan lebih dari empat sendok langsung muntah," ujar Nurdiyana. 

Pada saat menjalani perawatan di RSUD Labuha di pertengahan tahun lalu, dari Dinas Kesehatan menjanjikan keluarga Nurdiyana dibutakan BPJS. Setelah itu, dirujuk ke Makassar untuk melakukan operasi. Namun, janji tersebut hingga sekarang belum dipenuhi.

Dengan latar belakang keluarga kurang mampu, Arsit Rajula dan Nurdiyana hanya pasar menunggu uluran tangan dari pihak mana saja untuk membantu pengobatan buah hati mereka. "Kami hanya pasrah saja," ungkap Arsit. (Buwas/PM)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini