TERNATE, PotretMalut - Kondisi Sungai Sageyen Desa Sagea Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah sudah jernih setelah beberapa waktu lalu berwarna kecokelatan.
Hasil uji kualitas kedua yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku Utara (DLH Malut) yang menggandeng lembaga penguji PT. Analitika Kalibrasi Laboratorium (Ankal) hasilnya telah keluar, dan aman untuk digunakan.
" DLH telah menggandeng PT Ankal yang beralamat di Kota Bogor, Jawa Barat. Lembaga ini telah mendapat akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN)," ungkap Kepala DLH Malut Fachruddin Tukuboya, Selasa, (26/09/2023).
Fachruddin menjelaskan, tujuan pengujian kualitas air Boki Maruru untuk menyediakan informasi yang kredibel kepada publik tentang kondisi kualitas air sungai Sageyen.
"Pengambilan air untuk uji dilakukan di dua titik, yakni hulu (399765,54208) dan hilir (0°27'44,66" S, 128°05'38,34" E). Pada 12 September 2023 dan sampling dilakukan sesuai SNI 8995:2021 tentang metode pengambilan contoh uji air untuk pengujian fisika dan kimia," jelasnya.
Berdasarkan hasil uji, parameter kualitas air masih sesuai Baku Mutu. "Kualitas air masih sangat mendukung biologi dan fisika di Sungai Sagea," jelas Fachruddin.
DLH berkesimpulan air sungai Sageyen pada kondisi dan kategori aman untuk digunakan sesuai fungsi sungai kelas dua, yakni prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Meski uji kualitas air pertama hasilnya telah diterima pada 11 September, Fachruddin menginginkan perbandingan kondisi air secara berkala sehingga Ia memerintahkan pengambilan sampel air terbaru untuk kembali diuji.
Selain itu, Fachruddin mempersilahkan pihak manapun untuk menggandeng lembaga yang diinginkan agar dapat melakukan pengujian kualitas air sungai Sageyen.
"Dari situ, hasilnya nanti kita diskusikan bersama,"ungkapnya.
Berikut ini hasil uji sungai Sageyen:
Pertama, TDS di hulu Sungai Sageyen adalah 109 mg/l dan hilir 425 mg/l, masih berada di bawah Baku Mutu. TDS (Total Dissolved Solid) adalah jumlah padatan terlarut, kandungannya harus berada di bawah 1.000 mg/l untuk menjaga oksigen serta fotosintesis makhluk hidup di perairan.
Kedua, Total Suspended Solid (TSS). Padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan anorganik yang dapat disaring dengan kertas milipore berpori-pori 0,45 mikrometer. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, bakteri, dan jamur. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan (turbidity). TSS hulu Sungai Sagea <10 mg>
Ketiga, pH Sungai Sagea masih berada pada rentang normal (7,88 dan 6,79). pH merupakan derajat keasaman air. pH air harus dijaga pada keadaan normal (6-9). Derajat keasaman yang stabil menunjukkan air mengalir tidak melewati sedimen/batuan yang bersifat asam.
Keempat, hasil pengujian BOD di dulu sungai adalah 1,7 mg/I dan hilir <1 mg>. BOB (Biochemical Oxygen Demand). Parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air. BOD hasil pengujian di hulu sungai adalah 1,7 mg/l dan hilir <1 mg>
Kelima, nilai COD di hulu sungai <4 mg>. COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik.
Enam, DO di hulu sungai adalah 5,24 mg/l dan di hilir sungai 5,6 mg/l. Jika dibandingkan dengan hasil uji sebelumnya (5,66 mg/l) maka kondisi ini menunjukkan kestabilan DO pada Sungai Sagea yang masih berada pada kondisi yang baik sesuai Baku Mutu. DO (Dissolved Oxygen) merupakan kandungan oksigen terlarut, di mana semakin tinggi kandungan oksigen maka semakin baik bagi kehidupan biota perairan.
Terakhir adalah Logam Berat, hasil pengujian parameter logam berat menunjukkan bahwa seluruh parameter berada di bawah Baku Mutu. Merkuri (Hg) (0,0004 mg/l dan 0,0001 mg/l), Selenium (Se) (<0,001 mg/l dan <0,001 mg/l), Arsen (As) (<0,001 mg/l dan <0,001 mg/l), Besi (Fe) (0,2 mg/l dan 0,2 mg/l), Kadmium (Cd) (<0,001 mg/l dan <0,001 mg/l), Kobalt (Co) (<0,005 mg/l dan <0,005 mg/l), Mangan (Mn) (<0,05 mg/l dan 0,01 mg/l), Nikel (Ni) (0,009 mg/l dan 0,01 mg/l), Seng (Zn) (0,04 mg/l dan 0,04 mg/l), Timbal (Pb) (<0,01 mg/l dan <0,01 mg/l), Tembaga (Cu) (<0,005 mg/l dan <0,005 mg/l), dan Magnesium (Mg) (<1 mg>
"Bila kandungan logam berat berada di atas Baku Mutu dan pada konsentrasi yang tinggi, jika mengendap dalam tubuh berpotensi menyebabkan berbagai penyakit toksik dan karsinogenik," pungkasnya. (Mail)