Berdayakan UMKM Kuatkan Ekonomi Indonesia

Sebarkan:

Ismail Lasut (doc. pribadi)

Oleh: Ismail Lasut

Wartawan PotretMalut (Media Brindo Group)

Kesejahteraan ekonomi merupakan bagian dari cita-cita kemerdekaan. Untuk mewujudkan itu, pemerintah berkewajiban memberikan ruang bagi warga negara untuk mencari penghidupan dengan jalan berkreasi dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. juga menyediakan akses modal bagi warga negara yang berupaya memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan dengan jalan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM).

UMKM telah terlibat dalam dinamika perekonomian negara. UMKM berkontribusi terhadap pendapatan negara melalui pajak, juga terlibat dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Menyadari pentingnya UMKM, saat terdampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang mempengaruhi perekonomian negara, Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 23 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi dengan salah satu tujuan untuk mendukung pelaku usaha. 

Dalam sejarah perekonomian Indonesia, saat krisis tahun 1997-1998, UMKM menjadi tameng dari benturan perekonomian yang menghampiri Indonesia. Andi Ika Fahrika dan Zulkifli dalam buku Perekonomian Indonesia Sejarah dan Perkembangannya (2020:176) menyebutkan, berbeda dengan usaha besar yang banyak mengalami kebangkrutan, UMKM cenderung bertahan bahkan bertambah. Fahrika dan Zulkifli menjelaskan, penyebab UMKM bertahan karena sektor ini berkaitan langsung dengan sumber pola kehidupan manusia. Selain itu, UMKM cenderung tidak terdampak dengan melemahnya rupiah pada saat itu.

Menyadari pentingnya eksistensi UMKM dalam perekonomian negara, pemerintah harus terus berupaya memberdayakan jenis usaha ini. Peran pemerintah memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi pelaku usaha, juga menyediakan akses pemasaran melalui kebijakannya. Sementara, peran industri keuangan adalah menyediakan modal finansial untuk mendorong dan memberdayakan pelaku UMKM.

Dalam buku Mudah Memahami Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (2020:31), Nurmalia Hasanah dkk mengatakan, salah satu masalah mendasar yang dihadapi UMKM adalah kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan memperoleh jalur-jalur terhadap sumber permodalan. Sementara, R. Saddam Al Jihad, dalam buku Peran Kapital Sosial pemberdayaan UKM (2010:11) menjelaskan, UKM sebagai usaha yang dijalankan dalam skala yang terbatas memerlukan pendampingan dari perusahaan yang lebih besar, baik dari segi pelatihan dan keterampilan maupun dari segi finansial, dengan kesadaran UKM merupakan penopang perekonomian Indonesia.

ASEAN Investment Report 2022 mencatat, sebanyak 65,46 juta pelaku UMKM di Indonesia berkontribusi terhadap PDB sebesar 60,3% dan meyerap tenaga kerja 97%. Sebagai bank milik negara, keberadaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI salah satunya untuk mempermudah pelaku UMKM dalam mengakses modal finansial dengan jalan memberikan kemudahan kredit melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Porsi KUR BRI terbilang besar. Pada 2022, BRI memberikan porsi kredit kepada UMKM sebesar 84,02%. restrukturisasi kredit yang melibatkan 3 juta nasabah menuju perbaikan ekonomi tersebut bernilai Rp. 255,7 triliun.

Di Maluku Utara, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi mencatat, terdapat 105.000 unit usaha mikro kecil dan 1.299 unit usaha menengah pada 2021. Untuk data UMKM 2022 dan 2023, Dinas Koperasi dan UKM masih dalam proses pendataan karena disesuaikan dengan perubahan kriteria UMKM berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2021. Tentu para pelaku UMKM di Maluku Utara juga dapat mengajukan KUR BRI dengan porsi tersedia sebesar Rp. 270 triliun pada 2023, dengan dua jenis untuk KUR Mikro BRI yaitu Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI). 

Keterlibatan BRI sebagai penyedia modal bagi pelaku usaha dan menaikkelaskan nasabah dari mikro ke komersial tak perlu dipertanyakan. Mengutip CNBC 23 Oktober 2022, Prof. Jay K. Rosengard, Pakar Kebijakan Publik dari Harvard Kennedy School menilai BRI sebagai pemain utama dalam memberdayakan UMKM Indonesia. Rosengard menyebutkan, berbagai lembaga dunia yang mencoba fokus pada sektor mikro tidak ada yang sesukses BRI.

Patut diakui bahwa BRI berupaya untuk menciptakan kesejahreraan masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah. Upaya tersebut harus terus dipertahankan sebagai wujud pengabdian untuk menciptakan kesejahteraan bersama. **

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini