Museum PD II dan Trikora Tidak Terurus

Sebarkan:
Museum PD II dan Trikora 
MOROTAI, PotretMalut - Dua museum yang mengoleksi peninggalan perang di perbatasan Desa Pandanga dan Wawama, Morotai Selatan, Pulau Morotai, luput dari perhatian.

Ini terlihat dari kondisi bangunan yang tidak terurus. Air akan masuk ke ruangan museum ketika hujan, karena atap museum bocor.

Dua bagunan museum, yakni museum Perang Dunia II dan Tri Komando Rakyat yang di resmikan pada tahun pada 2014 ini, hanya satu bangunan yang bisa digunakan, karena kondisi museum Trikora saat ini rusak parah dan tidak bisa ditempatkan barang koleksi.

Kondisi di dalam museum PD II 
Muhlis Eso, ketua komunitas Museum Pemerhati Peninggalan Perang Dunia menceritakan, Ia bersama enam orang temannya mencari dan mengumpulkan peninggalan perang di Pulau Morotai sejak tahun 2007.

Hasil dari kumpulan itu, ditempatkan di museum yang didirikan di Daruba pada tahun 2008. Menghadapi Sail Morotai tahun 2012, Pemerintah Provinsi Maluku Utara mendirikan museum di Desa Juanga.

Usai Sail Morotai, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mendirikan kedua museum ini. Tepat 19 Oktober 2014, Wakil Presiden Boediono meresmikan kedua museum tersebut.

Muhlis mengaku, sejak tahun 2010, komunitasnya mulai diperhatikan. Mereka dipercayakan mengelola museum dan diberikan honor Rp 500.000 per/orang. Mereka mendapatkan kenaikan honor menjadi Rp 700.000 pada tahun 2016, dan Rp 1.000.000 sejak tahun 2018 sampai sekarang.

“Pemerintah mulai perhatikan dan tong tarima honor pertama 2010, itu honor lima ratus ribu. Nanti 2016 kalu tara salah, naik jadi 750 ribu. nanti di 2018 sampe sekarang satu juta,” ungkap Muhlis saat diwawancarai, Senin, (01/07/2024).

Ia mengaku, honor yang diterima tidak mencukupi sekedar untuk transportasi dari tempat tinggalnya menuju museum.

"Terus terang, torang yang jaga-jaga museum ini honor tara mencukupi. Saya tinggal di Joubela, untuk transportasi kesini saja so tara cukup" terangnya.

Saat ini, sebut Muhlis, tersisa lima orang yang mengelola museum, karena dua temannya tidak lagi bergabung.

“Biar honor tara cukup tong tara mau kase tinggal museum ini. Karna tong bafikir sapa lagi yang mo lia museum ini,” sebutnya.

Selain kesejahteraan pengelola museum tidak diperhatikan, museum yang kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah Kabupaten Pulau Morotai itu tidak pernah di urus.

"Dibawah naungan kementerian masih terawat bagus. 2019 di serahkan ke daerah. Bagunan mulai rusak di tahun 2020. Sekitar satu tahun lalu tong pindah samua koleksi ke PD II, karna di Trikora so tarada tampa. Karna basah torang geser, geser turus sampe tampa so tarada," sebut Muhlis.

Diketahui, sejak tahun 2019 kedua museum ini dikendalikan Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai. Setelahnya, diserahkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. (Tim/red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini