Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora, "Fahri Hamzah" |
JAKARTA - Kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim terkait pembiayaan pulsa untuk
pembelajaran jarak jauh, dikritik Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora
Fahri Hamzah (FH). Menurutnya, lebih baik semua stasiun televisi (TV)
menyiarkan hingga 50% acara pendidikan.
"Daripada sampeyan sibuk beli gadget dan pulsa
mendingan wajibkan semua TV untuk menyiarkan acara pendidikan sampai 50%,"
ucap Fahri via akun Facebooknya, Kamis (10/9).
Mantan anggota DPR RI tiga periode ini mengatakan, kita
mesti punya ide bagaimana memanfaatkan televisi-televisi lokal dengan mengambil
konten-konten kreatif di Youtube dan Google. "Ada lah caranya. Masa sih
kita kehabisan akal," katanya.
Ia menilai, TV di Indonesia menyiarkan banyak hal-hal, yang
sebenarnya tidak perlu. Ia kemudian membandingkan dengan isi siaran TV negara-negara
maju. Menurutnya, di negara-negara maju, siaran TV isinya pendidikan semua.
"TV kita kalo ga sadis ya lucu, atau joget, atau sedih.
Pagi diajak nangis, malam diajak ketawa. Ampun deh pendidikan bangsa ku,"
ujar Politisi asal Sumbawa NTB ini.
Tayangan seperti itu merupakan bentuk dari ketertinggalan.
Padahal, kata Fahri, dalam situasi krisis seperti sekarang ini, banyak hal baru
harus kita pelajari. Negara adalah penyelenggara pendidikan rakyat yang
mestinya menjamin semua ijin frekuensi diberikan "untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa".
"Layar TV sudah ada di rumah penduduk tapi siarannya
alamakkkk! Ayolah cerdas dikit napa bikin kebijakan," pintanya.
Fahri menegaskan, masalah menadasarnya adalah pikiran dan
ide. Tidak ada gunanya kekuasaan dan uang yang dikelola negara, jika kita tidak
memahami cara pemanfaatan fasilitas untuk membangun kesadaran revolusioner.
"Pastikan idenya dimengerti ya Mas Menteri. Jangan
sibuk mikirin pulsa," pungkas politisi yang juga penerima Bintang Tanda
Jasa ini. (***)