Murid SMA Peduli Bangsa Anggai saat meminta sumbangan untuk jembatan darurat |
Proyek multiyers milik Provinsi Maluku Utara dengan nomor kontrak: 500.520/SP/DPUPR-MUI/APBD-P/BM-PPK-MY.XX/FSK.12769/2022, dengan waktu pelaksanaan 360 hari kalender harus terhenti tanpa kejelasan.
Mantan Ketua Majelis Pembimbing Organisasi Gerakan Persatuan Mahasiswa Obi Maluku Utara (MPO GPMO-Malut) Asyudin La Masiha mengatakan, proyek multiyers ruas jalan Jikotamo, Sambiki, Anggai dibiarkan terbengkalai, padahal Pulau Obi adalah salah satu daerah kaya.
"Miris, daerah yang kaya akan sumber daya alam dan bercokol salah satu perusahaan raksasa, namun pembangunan nyaris tak berkembang," ungkap Yudin dalam rilis yang diterima Media Brindo Grup (MBG), Senin, (19/08/2024).
Yudin menyesalkan, proyek yang menggunakan APBD itu seharusnya telah selesai pengerjaannya pada Desember 2023 lalu.
"Padahal dengan anggaran Rp 27 milliar sekian, seharusnya proyek selesai. minimal proyeknya harus mencapai 60%," ujarnya.
Ia mengaku, telah berulang kali melakukan demonstrasi untuk meminta kejelasan, tapi tak pernah ditindaklanjuti pemerintah maupun rekanan yang mengerjakan proyek.
"Kami melakukan demonstrasi soal pekerjaan proyek tersebut, di Obi, Ternate, mendatangi kediaman Gubernur, bahkan juga di Sofifi. Namun seakan nihil tindak lanjutnya," akunya.
Persoalan jalan ini bahkan membuat masyarakat yang terakumulasi dalam Kelompok Persatuan Sopir Jasa Angkutan Umum Barang dan Penumpang, rute Laiwui, Sambiki, Anggai dan Air Mangga melakukan perbaikan jalan, kerja bakti dengan peralatan seadanya. Bahkan siswa SMA sampai open donasi untuk jembatan darurat.
"Seharusnya para wakil rakyat yang berasal dari Obi (Dapil V) berbicara tegas soal problem tersebut. Ini bukan soal tanggung jawab komisi yang berwenang, melainkan soal keterpanggilan dan beban moril. Moment politik datang, berkampanye menyebut rentetan masalah akan dikawal, setelah seakan pasif terhadap masalah yang ada di Obi," tutupnya. (Tim/red)