 |
| Istimewa |
Sebagai momen konsolidasi organisasi, Alimun Nasrun, salah satu tokoh sentral Indonesia Timur, menyatakan kesiapannya sebagai calon Ketua Umum DPP GMNI Periode 2025-2028.
Alimun merupakan kader senior asal Ternate, Maluku Utara, yang telah dua periode menjabat Ketua Bidang di DPP GMNI
"Kongres ke-XXII di Bandung, bukan hanya ajang pemilihan ketua umum. Ini adalah momen konsolidasi barisan nasionalis yang sempat terpecah. Saya siap bertarung dan memimpin GMNI menuju arah yang lebih progresif dan inklusif," ungkap Alimun, Minggu (13/07/2025).
Mengusung platform perjuangan bertajuk "GMNI BRIVE", Alimun menegaskan, GMNI harus kembali ke akar ideologinya, yakni nasionalis marhaenis.
GMNI BRIVE singkatan dari Berani, Rasional, Inklusif, Visioner, dan Emansipatif. Menurutnya GMNI BRIVE bukan sekedar perjuangan kebenaran dan keadilan sosial, tetapi juga menekankan keberanian berpikir, bersikap, dan bertindak dalam membela kepentingan rakyat kecil.
"GMNI bukan hanya tempat belajar politik mahasiswa, tapi juga ruang perjuangan ideologis. Kita harus keluar dari eksklusivitas dan menjadi bagian dari solusi bangsa," tuturnya.
Dalam pencalonannya, Alimun menegaskan pentingnya membangun kolaborasi lintas kader dan lintas sektor. GMNI tidak boleh terjebak pada eksklusivitas organisasi. GMNI harus membuka diri dan menjalin kemitraan dengan berbagai elemen bangsa.
"Nasionalisme bukan sekadar slogan, tapi cara berpikir dan bertindak. Kader GMNI harus mampu bekerjasama dengan siapa pun demi membangun masa depan Indonesia yang berdaulat dan berkeadilan," tegasnya.
Optimisme Alimun bukan tanpa dasar. Ia mengaku telah mengantongi dukungan dari sejumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di berbagai wilayah.
"Saya sudah mendapatkan sejumlah rekomendasi resmi dari DPC dan DPD. Mereka siap mengawal dan memenangkan saya di Kongres GMNI di Bandung. Ini komitmen perjuangan bersama," akunya.
Kongres XXII GMNI di Bandung dinilai sebagai momen strategis dan selalu memperkuat barisan perjuangan mahasiswa nasionalis di tengah dinamika kebangsaan yang terus berkembang. (Tim/red)
