Penolakan dan Desakan Warnai Pembukaan Mubes V Fagogoru

Sebarkan:

Suasana Aksi di Depan Gedung Duafa Center Ternate 

TERNATE, PotretMalut - Pembukaan Musyawarah Besar (Mubes) Ke-V Fagogoru yang berlangsung di gedung Duafa Center Ternate diwarnai aksi mahasiswa Halmahera Tengah dan Halmahera Timur (Halteng-Haltim).

Mereka tergabung dalam Front Kemanusiaan Untuk Korban Pembunuhan (FKUKP), Koalisi Selamatkan Sagea (SEKA) dan Koalisi Masyarakat Peduli Wato-Wato.

Aksi didepan gedung Duafa Center pada Jum'at (06/10/2023) sekira pukul 22:40 WIT itu dimaksudkan untuk mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) Halteng-Haltim dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut) agar menyelesaikan sejumlah masalah yang terjadi di Halteng-Haltim.

Aksi memanas ketika massa tidak diizinkan masuk dan bertemu langsung dengan Gubernur dan Bupati kedua Kabupaten.

Pada awal aksi, massa sempat masuk kedalam gedung namun diusir keluar oleh penyelenggara Mubes. Bentrok antar massa berlangsung saat terjadi aksi saling dorong dan sahut-menyahut.

Massa sempat mengejar dan melempar mobil Gubernur karena menolak bertemu dan menjelaskan progres Pemprov terkait masalah di Halteng-Haltim kepada massa.

Usai hearing bersama Pj. Bupati Halteng Ikram M. Sangaji menemui jalan buntu, bentrok semakin memanas hingga aksi kejar-kejaran terjadi sebelum diamankan pihak intel Polres Ternate.

Sekjen SEKA Rifya Rusdi mengatakan, kita sudah melakukan aksi berulang-ulang tapi tidak pernah bertemu dengan Gubernur, malam ini karena semua pejabat hadir kami ingin semua tuntutan kami didengar.

"Ketika terjadi banjir di Haltim-Halteng, Gubernur asik nonton bola di Jakarta. Sejauh ini permasalahan tidak diselesaikan,"ungkapnya.

Bersamaan Fauzi Yusup menambahkan, sejauh ini Pemerintah tidak mengangkat bicara terkait Wato-Wato (Penolakan PT. Priven), pembunuhan di hutan Halteng-Haltim, sungai Sageyen, hingga kasus pekerja mengalami kecelakaan didalam perusahaan. 

"Kami melihat Mubes Fagogoru, kelompok tua bersenang-senang diatas nestapa rakyat Halteng-Haltim. Ini yang kami sesali,"ujarnya.

Sementara Arjun Adam, perwakilan Koalisi Masyarakat Peduli Wato-Wato mengatakan, pihaknya menganggap Mubes Fagogoru tidak berkepentingan langsung dengan masyarakat, karena para elit mengkooptasi ruang untuk kepentingan mereka.

"Sejauh ini tidak memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan rakyat, apalagi mubes diadakan menuju momen pemilu 2024,"pungkasnya. (Mail/red)



Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini