Not only one, but two for everybody forever. "Bukan hanya satu, tapi dua untuk semua orang selamanya"
Firdaus Amir, sosok yang sangat humble, smart, juga visioner. Meski baru mengenalnya, tetapi serasa sudah cukup lama. Kegigihannya membangun carakter building anak muda yang bergumul dalam dunia usaha (pengusaha muda), menjadikannya sebagai sosok yang tak kenal lelah.
Setiap peluang serta obsesi yang menuntun gerak langkahnya, meniscayakan adanya ketekunanan serta fokus untuk memajukan organisasi HIPMI. Salah satu yang dapat di konfirmasi dari sekian banyak ruang usaha dan inovasi yang digelutinya adalah ia tercatat sebagai anak muda Maluku Utara yang menembus kancah nasional dalam bidang energi, dengan relasi usaha yang terbilang mumpuni.
Tentu ada banyak pula usaha-usaha lain yang digeluti bersama rekan-rekan muda, yang selama ini bersamanya dalam hiruk-pikuk kepengusahaan muda Maluku Utara.
Catatan ini saya peruntukkan kepada Firdaus, bukanlah sebuah gambaran kebenaran yang mutlak, karena saya mengerti, setiap manusia memiliki sisi yang tak bisa di hindari: yakni hilaf dan/atau salah.
Menempatkan seseorang pada posisi yang sangat sempurna juga diyakini tidaklah objektif. Namun demikian, saya melihat Firdaus adalah anak muda penuh talenta dan visi progresif yang kuat, yang berani belajar dari kesalahan untuk merencanakan sejengkal demi sejengkal menuju perbaikan dan pembaharuan.
Dalam konteks inilah catatan ini saya letakkan. Sebagai sebuah dukungan moral, sekaligus pengingat bagi dirinya untuk tak jumawah dan cepat puas atas setiap keberhasilan dan prestasinya di dunia usaha atau kepengusahaan muda.
Sebagai seorang muda yang enerjik, Firdaus percaya bahwa angka 2 bukanlah perkara kebetulan. Ketika dalam momen pencabutan nomor urut calon, keyakinan untuk mendapatkan nomor urut dua sangatlah besar.
Sebab, 2 merupakan simbol kemenangannya atas dua hal pula. Yakni kemenangan untuk menuju pucuk pimpinan organisasi, juga menang dalam menuntun setiap gerak langkah HIPMI untuk keluar dari zona nyaman "Statusquo" sebagai ciri yang melekat selama kurun waktu 2 periode terakhir ini.
Atas dasar itulah, penalaran terhadap bagaimana HIPMI Maluku Utara oleh Firdaus Amir (FA-02), penting menyasar dua hal pula yang mendesak. Meski memanglah tidak mudah memulai perubahan.
Butuh karakter, kepemimpinan, serta nawaitu yang besar dan tulus, untuk menuntun setiap tindakan kita menuju perbaikan serta kejayaan organisasi. HIPMI adalah rumah besar kita yang seharusnya menjadi "Pusat energi" bagi bekerjanya kontinuitas kepengusahaan muda di Maluku Utara.
Secara garis besar, saya ingin menyampaikan beberapa hal yang jika di nalar, menjadi hal yang sangat elementer bagi upaya memajukan HIPMI Maluku Utara.
Pertama, perbaikan dan tata kelola internal organisasi mutlak diperlukan. Re-posisi dan re-orientasi internal organisasi adalah kuncinya. Pembaharuan struktur yang inheren dengan kebutuhan serta dinamika eksternal harus dapat dirumuskan agar HIPMI Maluku Utara tidak sekedar terlihat sebagai organisasi yang kaya struktur tetapi miskin fungsi.
Apalagi hanya sekedar memperbanyak deretan pengurus, namun tak bisa mewakili kebutuhan serta kontinuitas organsasi dalam memainkan peran-peran kepengusahaan muda di daerah.
Secara faktual, HIPMI Maluku Utara harus cerdas dan cermat membaca setiap perkembangan teknologi informasi yang dapat di challange dengan upaya perbaikan internal organisasi.
Massifnya teknologi informasi dewasa ini, HIPMI Maluku Utara dapat secara revolusioner mengambil manfaat untuk mempercepat ruang komunikasi yang berbasis digital, guna memosisikan organisasi menjadi lebih efektif dan efisien dalam setiap derap langkah internalnya.
Rumusan-rumusan program kerja yang memungkinkan terjadinya "Literasi digital" anggota dalam upaya mendorong usaha berbasis digital, pemanfaatan teknologi untuk mengefektifkan daya jelajah organisasi dengan beragam potensinya, akan sangat membantu dan memudahkan setiap aktivitas organisasi mulai dari perencanaan, actuating, hingga evaluating.
Fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan, akan sangat inheren dengan kualitas keseluruhan infrastruktur dan suprastruktur organisasi yang melek dengan teknologi.
Data menunjukkan, 50-60 persen banyak dunia usaha dan industri di Maluku Utara nyaris belum akomodatif terhadap anak muda (Gen Z), oleh karena soft skill nya yang masih rendah. Di situlah tantangan HIPMI Maluku Utara penting diurai dan dinalari.
Kedua, secara eksternal, HIPMI Maluku Utara tak bisa sekedar menjadi penonton lewat kerja-kerja partisipatif semata.
Di tengah massifnya investasi serta menjamurnya berbagai dimensi usaha di Maluku Utara, HIPMI secara strategis penting mengambil peran dalam membangun kemitraan serta kolaborasi dengan berbagai elemen kepengusahaan untuk memperkuat "bargaining organisasi".
Posisi HIPMI dengan pemerintah daerah se-Provinsi Maluku Utara, patut dirumuskan ulang untuk menjembatani serta mendistribusikan setiap potensi organisasi yang dimiliki, guna mendorong percepatan pembangunan yang bersendikan kesejahteraan serta keadilan bagi masyarakat.
Orientasi eksternal organisasi juga harus di rumuskan dengan memperkuat "bargaining position" kelembagaan. HIPMI Maluku Utara tidak saja menyasar kerja-kerja yang berbasis pada "supplay government", sehingga yang terlihat adalah banyak anggota HIPMI justru berprofesi kontraktor dan musiman.
Orientasi tersebut harus diubah dengan menjadikan HIPMI sebagai "tools" mempersiapkan "Agenda kerja" anggota yang bertumpu pada inovasi serta kreasi HIPMI untuk menyediakan ruang pekerjaan, serta "Road map" usaha yang secara langsung di fasilitasi oleh HIPMI.
HIPMI Maluku Utara, tak bisa hanya menjadi menara gading dari bekerjanya mesin oligarki yang menyasar setiap jengkal potensi ekonomi daerah, dengan mangabaikan banyak hal etis serta faktual yang menjadi masalah bagi masa depan kehidupan generasi.
Firdaus Amir harus berani mengambil pilihan untuk memosisikan HIPMI di Maluku Utara, dapat memelopori gerakan green usaha dan industri, dengan menyiapkan konsep serta road mapnya yang dihasilkan dari ikhtiar anak-anak muda untuk masa depan.
Dengan mengambil tagline "Pengusaha pejuang-pejuang pengusaha", saya percaya dan meyakini Firdaus Amir hendak menuntun organisasi ini sebagai sebuah mesin perubahan bagi masa depan generasi muda, yang terus bergumul merestorasi kedangkalan serta kejumudan yang selama kurun waktu periode organisasi ini dinakhodai oleh mereka yang hanya memikirkan tukar tambah sesaat.
Sebagai pengusaha, medan perjuangan selalu ada dan hadir menghampiri, karena itu isyarat untuk berhenti adalah sebuah penghianatan terhadap sejarah anak muda yang akan di catat hingga anak cucu.
__teruslah berjuang Firdaus Amir, sebab berhenti itu ada; jika nafas telah diambil pulang oleh yang Empunya__
SALAM KEMENANGAN.
Morotai Island, September 2025 ***