TERNATE – Tak disangka, apa
yang dilakukan Bupati Kepulauan Sula (Kepsul) Hendrata Thes terhadap kepergian ayahnya
di depan Istana Daerah (ISDA) Kepulauan Sula kini menjadi pembicaraan publik. Bahkan,
kabar tidak menyenangkan ini mulai di persoalkan beberapa OKP di Kepsul. Menanggapi
hal tersebut, Lembaga Sosial Kemasyarakatan Pemuda Peduli Ummat (KPPU) Provinsi
Maluku Utara angkat bicara.
Lembaga sosial yang diketuai Amirudin S
Ahmad itu berpendapat, isu yang memojokkan Bupati Kepsul tidaklah tepat. Sebab,
apa yang dilakukan Bupati Hendrata adalah perbuatan biasa dan tidak menyalahi
aturan baik perundang-undangan maupun adat istiadat Kepsul.
“ Bagi kami hal yang wajar-wajar saja, pak
Bupati hanya melakukan apa yang harus dilakukan. Artinya, sebagai anak patut kiranya
menghormati perjuangan orangtua. Memberikan keistimewaan terhadap orangtua
adalah sebagai bentuk kepatuhan anak pada orangtua,” urai Amirudin dalam
rilisnya, Rabu (18/7).
Menurut mereka, isu yang memojokkan Bupati Hendara
adalah “setingan” atau sengaja dibangun oknum tertentu untuk mencari kesalahan
saja. Sebagai seorangan pimpinan, Hendara patut dijadikan contoh karena
memposisikan statusnya sebagai anak dengan baik ketika menghormati orangtuanya.
![]() |
Foto penghormatan yang dilakukan Bupati Hendrata Thes terhadap jenazah ayahnya di depan istana daerah Kepsul |
“ Sekalipun itu dilakukan didepan istana
daerah. Beliau juga tidak melanggar adat istiadat dan budaya di Sula, tapi
kenapa ini seolah diperbesarkan,” ujarnya.
Dirinya mengimbau kepada masyarakat Sula
agar tidak mudah terprokasi dengan isu tersebut. Kerana isu yang kembangkan itu
bisa jadi menimbulkan konflik suku, ras agama, dan antar golongan (sara). “ Sebagai
generasi muda, harusnya memberi pencerahan pada masyarakat, bukan mengajak untuk
membenci orang lain hanya karena kepentingan sesaat. Jangan memprofokasi
kondisi yang akhirnya menimbulkan konflik sara,” imbuhnya.