Potret Korupsi di Malut (Masih) Meningkat

Sebarkan:


TERNATE - Tindak pidana korupsi masih manjamur di Maluku Utara. Kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi pun belum maksimal. Berdasarkan data Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang bekerja sama dengan Fakultas Hukum Unkhair Ternate mencacat 43 persen.

Peniliti LSI Akhmad Khoirul Umam mengatakan, meski persepsi publik ada kecendurungan naik 43 persen, namun ada sedikit pergeseran menurun jika di bandingkan opini publik pada 2016. “ Ada penuruan 27 persen dari 70 persen di tahun 2016,” katanya.

Akhmad menuturkan, menurut warga, pemerintah terutama pemerintah pusat (Pempus) menunjukkan keseriusan melawan korupsi sebasar 52 persen. Sementara keseriusan pemerintah provinsi 40 persen dan pemerintah kabupaten/kota di Malut 39 persen.

“ Warga Malut menilai korupsi paling banyak terjadi di Pempus, lalu menurun hingga yang paling sedikit korupsinya di tingkat desa/kelurahan. Ini menunjukkan bahwa semakin jauh dari warga, pemerintah semakin dinilai korup da sebaliknya,” katanya.

Peningkatan yang sama terjadi pada pemberian uang “terima kasih” sebagai pemulus pengerusan. Dalam setahun terakhir pemberian uang  ketika berhubungan dengan instansi pemerintah, baik untuk memperlancar sautu proses mengalami peningkatan.

“ Warga menilai Komisi pemberantasan korupsi (KPK) sebagai lembaga yang paling bertanggung jawab untuk mengatasi korupsi di Indonesia. KPK juga menjadi Unjung tombak warga untuk memberantas korupsi,” (Am/red)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini