![]() |
HALSEL,Potret – Usai Bina Desa,
Presiden BEM FEB Unkhair Siap Kawal Aspirasi Masyarakat ModayamaPresiden Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakuktas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Khairun
(Unkhair) Ternate, Ajuldin Safi mengatakan akan mengawal aspirasi masyarakat di
Desa Modayama, Kecamatan Kayoa Utara, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku
Utara (Malut).
Hal ini terungkap dari 6 poin
rekomendasi yang tengah disiapkan BEM bersama Himpunan Mahasiswa Prodi
(HIMAPRO) FEB Unkhair setelah sukses melaksanakan kegiatan Bina Desa di Desa
Modayama yang berlangsung pada 27-30 Agustus 2020 kemarin.
Presiden BEM FEB Unkhair Ternate,
Ajuldin Safi saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Ngade, Kota Ternate,
Minggu (21/9) mengatakan, dalam rangkaian kegiatan Bina Desa, pihaknya gencar
mengidentifikasi apa saja masalah yang dihadapi masyarakat di Desa Modayama.
"Dari hasil identifikasi,
baik dengan cara berdiskusi maupun metode kuesioner, kami menemukan ada banyak
masalah di sana. Paling utama adalah masalah air bersih. Untuk keperluan
sehari-hari, mereka masih bergantung pada air hujan. Kami juga menemukan
masalah di sektor Pertanian, Perikanan, maupun Pariwisata," terang
Ajuldin.
Dari hasil identifikasi tersebut,
lanjut Ajuldin, pihaknya telah menyiapkan 6 poin rekomendasi. Pertama,
sebutnya, pihaknya mendesak kepada PDAM Kabupaten Halsel, Dinas PU Provinsi
Maluku Utara (Malut), dan DPRD Malut agar secepatnya mengadakan air bersih di
Desa Modayama.
Kedua, mendesak kepada Dinas
Pertanian Kabupaten Halsel dan Provinsi Malut segera menyediakan Bibit Komoditi
Lokal. Ketiga, mendesak Dinas Pendidikan Kabupaten Halsel serta Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Malut segera menyediakan fasilitas
pembelajaran, baik ruang belajar, tenaga pengajar, maupun fasilitas lainnya.
"Untuk PDAM Halsel, PU
Provinsi, dan Deprov, kita desak soal air bersih. Kemudian ke Dinas Pertanian,
perlu pengadaan bibit komoditas lokal," ucapnya.
Keempat, mendesak Dinas
Pariwisata Kabupaten Halsel dan Provinsi Malut agar menjadikan Desa Modayama
sebagai Desa Wisata. Kelima, mendesak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Halsel dan Provinsi Malut segera mengadakan sarana nelayan. Keenam, mendesak
Dinas Komunikasi, Informatika Statistik
dan Persandian Kabupaten Halsel dan Provinsi Malut segera membangun
infrastruktur jaringan telekomunikasi (internet) di Desa Modayama.
"Kita juga desak Dinas
Pariwisata, baik di Halsel maupun Provinsi untuk serius jadikan Modayama
sebagai Desa Wisata. Kepada Dinas Perikanan itu terkait sarana nelayanan, dan
yang terakhir membangun infrastruktur jaringan internet," bebernya.
Ia menambahkan, rencananya dalam
minggu ini, proposal terkait rekomendasi ini akan selesai. "Kami sedikit
terkendala anggaran untuk ke Sofifi dan Halsel. Sementara sedang
diusahakan," tambah Presiden BEM yang juga pengagum Tan Malaka ini.
Dirinya mengaku, berkomitmen
untuk mengawal semua aspirasi masyarakat Modayama dalam bentuk melayangkan
rekomendasi ke berbagai instansi, baik di Kabupaten Halsel maupun di tingkat
Provinsi.
"Poin-poin rekomemdasi ini
akan kami kawal dan perjuangkan hingga tuntas," tegasnya.
Rekomendasi ini, sebutnya,
merupakan bentuk aspirasi masyarakat di Desa Modayama. "Ini fakta-fakta di
lapangan. Kami BEM beserta tiga HIMAPRO berharap segera ditindaklanjuti.
Masalah Modayama adalah masalah kita bersama," pungkasnya.
Untuk diketahui, Kegiatan Bina
Desa ini merupakan salah satu kegiatan unggulan dalam program kerja BEM FEB
Unkhair. Kegiatan ini diketahui sudah
dimulai sejak 2011 silam. Pada tahun ini (2020), melalui hasil survei
BEM FEB, Desa Modayama dipilih sebagai desa binaan.
Kegiatan ini diketahui dibuka
secara resmi oleh Rektor Unkhair Ternate, Prof. Dr. Husen Alting, SH, MH.
"Desa adalah Sumber Kehidupan Manusia, dari Desa Kita Bangun Kemandirian
Masyarakat untuk Maluku Utara Sejahtera” demikian bunyi Tema dalam kegiatan
tersebut.(red)