Tol Laut |
SOFIFI- Program Tol laut yang dicanagkan Presiden Republik Indoinesia Joko Widodo (Jokowi) tahun 2015 silam itu mestinya
harus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha lokal, khususnya di Maluku Utara
(Malut)
Tol Laut yang
dekenal dengan Kapal pengangkut logistik yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan
di Indonesia itu nampaknya belum sepenuhnya dilirik, padahal biaya angkutan
penyeberangan relatif lebih terjangkau jika dibandingkan kapal kargo pada
umumnya.
Kepala Dinas
Perhubungan Provinsi Malut, Armyn Zakaria, mengungkapkan hasil evaluasi
penyelenggaraan angkutan barang laut (tol laut) tahun 2020, masih banyak
kontener tidak terisi saat angkutan balik ke pangkalan Tanjung Perak, Surabaya,
Jawa Timur.
"Ini sangat di sayangkan, tidak dimanfaatkan oleh pelaku usaha lokal untuk menggenjot produk olahan UKM atau hasil pertanian dan perikanan untuk di jual ke Surabaya," kata Armyn kepada wartawan , Sabtu (16/1/2021).
Menurutnya, dengan
tol laut, harga dan keuntungan yang diperoleh petani dan pelaku usaha lebih
kompetitif, pasalnya biaya angkut barang logistik ke Surabaya mencapai 50
persen selisihnya dari kargo lainnya.
Untuk itu, Armyn
mengajak organisasi perangkat daerah (OPD) yang menangani sektor industri,
perdagangan, kelautan dan perikanan, serta OPD yang memiliki program pembinaan
kelompok tani agar bersinergi memasarkan hasil produksi ke Surabaya.
"Saya berharap
dinas Perindag menjadi leading sektor, dengan mengumpulkan semua produk hasil
olahan pelaku usaha lokal disatu tempat kemudian dikirim secara bersama ke
Surabaya,"terang Armyn
Apalagi, Tol laut
ini menghubungkan hampir semua pelabuhan di kabupaten/kota se-Malut, dengan
waktu durasi selama 15 hari bongkar muat barang."mari kita semua jernih
melihat peluang ini, untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku
usaha lokal,"tandasnya
Sebagai Informasi,
trayek kapal tol laut ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut nomor: KP.912/DJPL/2019, tentang Jaringan Trayek
Penyelenggaraan Angkutan Barang Laut di Tahun Anggaran 2020.
Di Maluku Utara,
sejumlah kabupaten memiliki trayek yang berbeda sehingga kapal yang masuk pun
berbeda.
Di Taliabu misalnya,
dengan kode T-1, jaringan trayeknya meliputi Tanjung Perak - 438 - Makassar
(Soekarno Hatta) - 494 - Bobong (Taliabu) - 117 - Luwuk - 1.100 - Tanjung
Perak, ukuran dan tipe kapal, kontener kapasitas minimal 100 Teus, 1.800 GT.
Pangkalan Tanjung
Perak, kode trayek T-10 dengan trayek T. Perak - 1216 - Soasio (Tidore) - 246 -
Buli (Haltim) - 14 - Maba (Haltim) - 139 - Weda (Halteng) - T. Perak.Pangkalan
Tanjung Perak, kode trayek T-15 dengan trayek T. Perak-437-Makassar (Soekarno
Hatta) - 775 - Jailolo -- 139 - Morotai - 1256 - Tanjung Perak.
Kemdian, Pangkalan
Tanjung Perak, kode trayek T-16 dengan trayek T. Perak - 710 - Wanci - 216 -
Namrole - 66 - Namlea - 133 - Pulau Obi (Halsel) - 1093 - T. Perak. (red)