KNPI Malut Bangun Mitra Dengan Disparekraf

Sebarkan:
Imanullah Muhammad dan Tahmid Wahab 
SOFIFI, PotretMalut - Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Maluku Utara, bersama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Malut, menggelar silaturahmi untuk membicarakan pembangunan sektor pariwisata.

Pasalnya hingga saat ini, Malut menjadi salah satu provinsi yang sektor pariwisatanya belum terkelola dengan baik.

Ketua DPD KNPI, Imanullah Muhammad mengatakan, secara kelembagaan KNPI memiliki bidang yang sama dengan pemerintah daerah, sehingga dapat terjalin hubungan kerjasama.

"Disparekraf ini menjadi dinas ke 12 KNPI Malut membangun kemitraan," ungkap Imanullah, saat sambutan di Royal Resto Ternate, Kamis, (06/06/2024).

Iman menyebutkan, tujuan silaturahmi selain membangun kemitraan, untuk mempertanyakan beberapa hal terkait pariwisata di Malut.

Beberapa point penting yang menjadi kajian KNPI dan disampaikan yaitu, pariwisata berkelanjutan, trend pariwisata Malut yang belum tumbuh dengan baik, tata kelola pariwisata yang perlu dibenahi dan peran masyarakat yang belum maksimal, konsep wisata berbasis masyarakat yang perlu diperkuat, strategi pemasaran pariwisata yang harus ditingkatkan, pembangunan infrastruktur destinasi yang harus mengikuti konsep pengembangan destinasi ramah lingkungan dan pembangunan infrastruktur destinasi disentuh dengan kebijakan anggaran yang adil, hingga permasalahan Disparekraf kabupaten/kota yang tidak mampu dijangkau dengan anggaran yang sangat minim. 

Kepala Disparekraf Malut, Tahmid Wahab mengatakan, pariwisata dan Ekraf merupakan sektor unggulan dan memiliki peran penting untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

Meski begitu, Ia mengaku kewalahan karena biaya untuk dinas yang dipimpinnya terbilang kecil.

"Disparekraf merupakan leading sector, tapi belum didukung dengan penganggaran yang baik. Sehingga dalam merumuskan program, kita hanya menyesuaikan dengan anggaran," ungkap Tahmid.

Ia menyebutkan, walaupun terkendala, pihaknya berupaya untuk mengembangkan potensi pariwisata di Malut.

"Kami coba mulai dari Sofifi, ada beberapa destinasi yang kami buka. Tapi untuk pengembangan kami cukup terkendala," terangnya.

Tahmid manambahkan, untuk kendala pariwisata yaitu dari sisi infrastruktur, akses, juga sumber daya manusia. "Infrastruktur kita masih lemah padahal destinasi kita banyak, belum lagi akses dari dan ke objek wisata, bahkan dari sisi SDM perlu ditingkatkan," tambahnya.

Sementara terkait Ekraf, Tahmid menjelaskan, dari 17 subsektor terdapat 4 subsektor yang menonjol.

"Kriya, fashion, kuliner, dan akhir-akhir ini musik mulai menonjol," jelasnya.

Ia berharap, ada sinergi yang baik untuk pengembangan pariwisata dan Ekraf, hingga bisa menambah lapangan pekerjaan, juga pertumbuhan ekonomi Malut. (Tim/red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini