![]() |
| Akbar Joisangadji |
Semua orang suka menempuh jalannya sendiri - memilih waktu dan cara pengabdian mereka sendiri. (Jane Austin-Novelis)
Hari itu di Ballroom Grand Dafam Hotel (sekarang Bela International Hotel), ramai orang bersuka cita, mengucap syukur dan larut dalam kegembiraan ketika seorang anak manusia bernama Sofyan MU Sangaji di pilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Maluku Utara masa bhakti 2022-2025.
Terpilihnya Sofyan MU Sangaji (Tum Opan), adalah akhir dari kepemimpinan Bachtiar Kader, sekaligus menjadi awal dalam mendorong lebih jauh ekspektasi public terhadap HIPMI Maluku Utara, yang sebelumnya mengalami tekanan selama satu periode kepemimpinan sebelumnya, akibat Virus Corona Desease 19 dan konflik pasca Munas HIPMI.
Sebagai seorang ketua organisasi profesi bagi pengusaha muda, tentu butuh kecakapan dan insting dalam meramu komposisi, serta formasi pengurus yang mampu menjaga dan menjawab dinamika internal dan eksternal organisasi.
Ketika Rais D Yusuf di pilih sebagai share the burden, saya melihat itu sebagai satu babak paling rumit yang ditaklukan Tum Opan. Rais dengan ketenangan serta lugas, mampu mengimbangi gaya Tum Opan yang tenang dan komunikatif.
Tepat 1320 hari usia kepemimpinan Ketua Umum Sofyan dan Rais sebagai Sekretaris Umum, ketika laporan pertanggung jawaban sebagai ketua BPD HIPMI di baca dan diterima oleh peserta Musda VI HIPMI Malut, waktu memberi kita kesempatan, tapi tidak menjanjikan pengulangan. Sekali pergi, tak akan kembali. Seperti itulah waktu memberi penegasan atas setiap jabatan dan kekuasaan yang kita emban.
Pada titik inilah, upaya melunasi janji dalam visi misi serta program kerja dalam 3 tahun kepemimpinan, menjadi penting agar kelak menjadi legacy yang baik bagi Ketua HIPMI yang baru.
Tidak semua hal bisa dituntaskan, tetapi banyak hal bisa diusahakan. Hal-hal yang di usahakan oleh Tum Opan yang kelak menjadi bekal dan kemandirian bagi seluruh pengurusnya, adalah menjadikan Pengusaha lokal berdaulat di tanahnya sendiri.
15 tenant IWIP di buat takluk pada Medio November-Desember 2024, dengan menyodorkan kontrak dengan nilai yang bagi ukuran pengusaha muda lokal cukup untuk mendorong upaya pengusaha naik kelas.
Usaha ini dilakukan dengan memanfaatkan jejaringnya yang berada di Kementrian Investasi/BKPM RI waktu itu. Hari ini, meski periode Tum Opan berakhir, manfaatnya terasa dengan di mulainya kick off supply dan pembangunan bagi perusahan milik pengurusnya pada akhir desember ini di kawasan industri di Halmahera Tengah.
Tempora Muttantur Et Nos Muttamur Ilis
Waktu berubah, kita pun berubah di dalamnya. Seperti provebia Latin di atas, waktu membuat kita berubah. Jika kemarin kami masih menyapa dengan panggilan Ketum, hari ini dan seterusnya kami harus melatih diri untuk memanggil Mantum. Dari yang tadinya Ketum bisa jadi esok dengan panggilan Komisaris.
44 Bulan bukan sekedar hitungan periode kepemimpinan. Tetapi lebih dari itu, ada banyak hal yang kelak menjadi jejak, tanda, serta catatan, juga pengalaman dan kenangan, tentang upaya membangun optimisme, menghidupkan kemandirian pengurus, dan jejaring usaha di level nasional, hingga urusan tentang hal-hal yang menjadi tanggung jawab moril dan etik sebagai ketua BPD HIPMI Maluku Utara.
Begitulah Pemimpin, ia nahkoda yang harus menggerakkan kapal dengan durasi waktu yang telah ditentukan. Di setiap pelayaran, ada kecamuk badai yang harus di lewati, ada tempat yang harus di singgahi. Meski hanya sekedar membuang sauh lalu berteduh dan ada tujuan yang harus di datangi.
Seperti takdir pelayaran, sejauh apapun itu, di pantai takdir pelayaran berakhir. 3 Tahun 8 Bulan mungkin bukan waktu yang cukup untuk merealisasikan semua yang telah direncanakan, tapi dengan waktu itu cukup membuat kita menjadi paham bahwa tidak semua hal bisa menjadi baik, tapi semua hal baik bisa diusahakan. **
