Implementasi "Fagogoru" Ala Ikram Malan Sangadji

Sebarkan:
Ikram Malan Sangadji, Bupati Halmahera Tengah
Oleh: Sirajan Ade
(Mantan Ketua HIPMA Patani)

Fogogoru, sebuah falsafah yang merujuk pada tiga daerah atau "Gamrange" Weda, Patani, dan Maba, merupakan nilai yang harus diimplementasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang hidup di tiga daerah tersebut.

Sebagai nilai, fagogoru tidak sekedar mengikat pada darah (Orang yang lahir dan tumbuh besar di wilayah Gamrange), karena ia adalah konsep hidup, karakter, serta pola laku dan pola tindak yang mengakar kuat dalam diri setiap manusia.

Pola laku dan pola tindak ini, harus tercermin dari empat pilar yang menjadi pondasi dari nilai-nilai Fagogoru "Budi re Bahasa, Sopan re Hormat, Ngaku re Rasai, dan Mtat re Moy".

Di Kabupaten Halmahera Tengah, hadir sosok yang mencerminkan jiwa fagogoru. Ia tak lahir dan menikmati masa pertumbuhan di wilayah Gamrange. Ia hadir ditengah iklim ketakutan dan ketimpangan sosial, dan menyalakan sinar kemanusiaan.

Ia hadir di Halmahera Tengah pada tahun 2022 sebagai Pj Bupati, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor :100.2. 1 .3-6272. Awalnya publik Halmahera Tengah banyak yang meragukan kehadirannya. Bahkan muncul penilaian, sosok bernama Ikram Malan Sangadji ini, hanya hadir untuk mengamankan investasi.

Penilaian ini tampak masuk akal, karena lelaki yang dikenal dengan sebutan IMS (Singkatan dari namanya) merupakan orang Kementerian Perikanan dan Kelautan, dan direkomendasikan pusat di tengah investasi sektor pertambangan yang begitu subur di Halmahera Tengah.

Dalam waktu singkat, pandangan itu dipatahkan melalui ide-ide baru dalam berbagai aspek, mulai dari politik, sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga pembangunan yang berbasis kebudayaan "Fagogoru".

Alhasil, IMS diminta untuk tetap berada di Halmahera Tengah sebagai pemimpin, usai masa Pj Bupati selesai. Ia diminta untuk bertarung dalam momentum Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati periode 2024-2029.

Berkat do'a dan dukungan rakyat, lelaki kelahiran Ternate ini tak tumbang diserang politik identitas. Bersama Ahlan Djumadil, mereka melanggeng menang di semua kecamatan saat pemilihan.

Barang kali karena Ia ikhlas, tidak melihat masyarakat sebagai komoditas politik, melainkan ladang pengabdian. Usai dilantik, 3 bulan IMS-ADIL diwarnai dengan program sosial. Melalui pendidikan dan kesehatan gratis, insentif untuk lansia dan yatim piatu.

Program yang merupakan lanjutan saat dirinya menjabat Pj Bupati. Dari pikiran dan kebijakannya, iklim biroksasi berjalan lancar karena sejahtera secara ekonomi, pembangunan infrastruktur lebih terasa bagi masyarakat.

Darinya, terlihat belas kasih kepada sesama. Ia hadir membebaskan rakyat dari mata rantai kesengsaraan. Terlihat selalu harapan yang dilandasi iamn dan cinta. Ia adalah sosok "Budi re Bahasa, Sopan re Hormat, Ngaku re Rasai, dan Mtat re Moy". Ia mampu berkata santun, tahu memposisikan diri, berempati, dan takut jika berbuat bukan untuk rakyat.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini